BIREUEN - Bencana alam berupa banjir bandang, banjir luapan, dan badai masih mendera sebagian Aceh, Rabu (10/2) kemarin.Banjir bandang menerjang Kecamatan Samalanga, Bireuen, pada Rabu dini hari. Akibatnya, ribuan warga dan para santri sejumlah pesantren di kawasan itu kalang kabut karena Krueng Batee Iliek meluap dan menggenangi permukiman mereka hampir 1 meter.
Sementara itu, badai disertai hujan melanda wilayah daratan dan lautan Aceh Singkil, Rabu (10/2), sehingga pohon bertumbangan dan pelayaran Singkil-Pulau Banyak lumpuh. Selain itu, setidaknya 658 kepala keluarga (KK) di Aceh Timur masih mengungsi karena 13 gampong masih terendam banjir.
Dari Samalanga dilaporkan, akibat banjir bandang itu dua unit rumah rusak berat, masing-masing milik Muhammad Ismail (45) dan Najmuddin (52) di Desa Gampong Baro, berdekatan dengan jembatan Keude Samalanga. Selain itu, ribuan warga setempat terpaksa memindahkan barang dan mengungsi ke tempat yang aman dari banjir. Diperoleh informasi bahwa kawasan Samalanga hanya hujan rintik-rintik pada pukul 00.30 WIB, Rabu. Tapi tiba-tiba air sungai meluap memasuki rumah warga dan sebagian pesantren di kawasan itu. Airnya bercampur lumpur yang cukup tebal.
Desa yang diterjang banjir bandang di Kecamatan Samalanga meliputi: Kandang, Gampong Putoh, Mideun Geudong, Mideun Jok, Keude Aceh, Sangso, Pante Rheng, Gampong Baro, Namploh Baroh, Lhok Seumira, Paloh, Ulee Jembatan, Keude Aceh, Leung Keubeu, Cot Meurak, Namploh Mayang, Blang Garang, Meunasah Krueng, Meunasah Lhung, Meunasah Papeun, Meunasah Lueng, Lancok, Meugit, Meulum, dan Namploh Krueng.
Kantor Mapolsek Samalanga, Koramil, sejumlah sekolah, dan pertokoan di Samalanga juga ikut tergenang air 70 cm. Air mulai surut sekitar pukul 05.00 WIB kemarin, namun lumpur bawaan banjir setebal 15 cm menutupi lantai rumah warga dan pesantren.
Amatan Serambi kemarin, para santri Pesantren Ummul Ayman dan Mudi Mesra Samalanga, serta ratusan warga sibuk membersihkan bagian dalam dan halaman rumah masing-masing karena berlumpur.
Ruas jalan kabupaten dari jembatan rangka baja sampai ke Keude Samalanga juga dipenuhi lumpur sisa banjir bandang. Syekh Khalil, unsur pimpinan Pesantren Ummul Ayman mengatakan, para santri yang sedang tidur terbangun karena kamarnya dimasuki air beserta lumpur. Para santri bergegas memindahkan dan mengangkat berbagai perlengkapan agar tak terendam air.
Kawasan yang diterjang banjir bandang setinggi hampir satu meter mencakup desa-desa sepanjang Krueng Batee Iliek. Yang terparah kondisinya adalah Desa Batee Iliek, Meunasah Krueng Gampong Putoh, dan belasan desa lainnya.
Camat Samalanga Bireuen, Jamaluddin BSc, mengatakan ribuan warga terpaksa mengungsi pada Rabu dini hari ke meunasah dan masjid terdekat, balai pesantren, maupun ke Puskesmas Samalanga.
“Tinggi air di rumah warga mencapai 1 meter. Dua pesantren besar yang bersisian dengan Krueng Batee Iliek juga tergenang air dan lumpur,” katanya.
Para pengungsi dadakan tengah malam itu kemarin pagi mulai pulang ke rumah masing-masing sekitar pukul 09.00 WIB karena airnya sudah surut. Namun, lumpur setebal 15 cm masih memenuhi bagian dalam rumah dan pekarangan warga maupun komplek pesantren.
Sementara itu, banyak perabotan dan mobiler di Pesantren Ummul Ayman dan Mudi Mesra Samalanga rusak berat diterjang banjir bandang, bahkan perlengkapan untuk santri memasak ikut hanyut.
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Bireuen kemarin langsung mengantarkan bantuan masa panik kepada korban banjir di Samalanga, berupa 2 ton beras dan bahan makanan lainnya, termasuk minyak goreng dan popok bayi. “Mereka mengungsi Rabu tengah malam karena rumahnya tergenang banjir,” kata Ridwan SH, Kepala Dinsosnakertrans Bireuen.
0 comments:
Post a Comment