Bamby Cyber, BANDA ACEH – Perwakilan PT Pertamina Cabang Aceh yang juga Marketing Gas Elpiji Aceh, A. Muhajir Kahuripan mengatakan fenomena lpg tiga kilogram yang menjadi perhatian banyak masyarakat di wilayah Aceh hari ini hampir lebih dari 50 persen berasal dari impor.
“Pendistribusiannya berawal dari penyimpanan di depot Pertamina kemudian di angkut ke masing-masing SPBE lalu didistribusikan ke agen kemudian pangkalan dan berakhir di konsumen,” kata Muhajir saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik “Gejolak Pasar dan Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok” yang berlangsung di 3 In One Coffe, Kawasan Lampineung, Banda Aceh, Rabu, 24 Februari 2016.
Muhajir menceritakan, SPBE Hanya bertugas melakukan pengisian. Ia menyebutkan bahwa terdapat 6 stasiun pengisian di Aceh, dimana beberapa dilakukan pengisian di wilayah Sumatera Utara.
“Dari SPBE maka akan diserahkan ke agen, dan kemudian di salurkan ke pangkalan, dan dari pangkalan langsung diserahkan ke konsumen dimana terdapat banyak keluhan mahalnya harga namun bukan harga yang berasal dari pangkalan,” katanya lagi.
Muhajir menjelaskan, harga lgp 3 kilogram ditetapkan sesuai SK Gubernur, dari kisaran harga 16.000 yang terdiri dari 2000 pangkalan tersebar di seluruh Aceh, dimana LPG 3 kg disebarkan pada 22 kabupaten kecuali Simeulue.
“Pertamina menyalurkan 67.000 metri/ton selama tahun 2015, dimana kuota tersebut ditetapkan oleh Dirgen Migas,” sebut Muhajir.
Ia menambahkan, permasalahan yang dihadapi saat ini yaitu ketidakwajaran harga di lapangan. Upaya yang dilakukan oleh pertamina, lanjut Muhajir, dengan melakukan pembinaan pada agen, performa pangkalan di lapangan, dimana apabila dijual dengan harga yang lebih tinggi dan bekerja sama dengan pihak tertentu akan diberi peringatan.
“Bisa saja kita menskorsing, kita juga meminta penegak hukum untuk mengawasi ini,” tutup Muhajir.
SUMBER:klikkabar.com
0 comments:
Post a Comment