Manchester United yang Plintat-plintut yang Menyebabkan marah Suporternya Sendiri

Jakarta - Boleh jadi ini yang membuat suporter Manchester United menjadi fans yang tukang mengeluh sepanjang musim – karena skuat Louis van Gaal plintat-plintut.

Bagaimana tidak plin-plan, dan sering membuyarkan optimisme pendukungnya, jika permainan MU begitu membosankan dan bikin gregetan. Barangkali itu pula yang membuat wacana pemecatan Van Gaal terus cuma tarik-ulur.

Ketika tidak meraih satu pun kemenangan dari empat pertandingannya di bulan Desember isu pemecetan itu muncul lagi. Terlebih karena mereka kalah tiga kali berturut-turut dari Bournemouth, Norwich City, dan Stoke City.

Maka sebelum menghadapi Chelsea (28/12), banyak yang yakin kalau Van Gaal harus ditendang jika MU sampai kalah lagi. Apa yang terjadi kemudian? Seri 0-0. Apa boleh buat, rupanya hasil seri melawan Chelsea yang sebenarnya pun sedang jelek, masih dianggap "prestasi" tersendiri buat Van Gaal. Selamat lagilah dia.

Optimisme itu naik lagi ketika Wayne Rooney dkk. berhasil mengalahkan Swansea 2-1 di awal tahun, dan masih "diterima" saat bermain imbang 3-3 di kandang Newcastle United. Apalagi mereka juga bisa mengalahkan Liverpool 1-0 di Anfield. Biarpun menang pas-pasan, tentu sangat menyenangkan bisa mengalahkan musuh besar.

Akan tetapi, tadi malam (23/1), saat menjamu Southampton, bahkan puluhan ribu publik Old Trafford melagukan kekecewaannya secara bersama-sama—setidaknya dalam dua sesi. Sesi pertama adalah menjelang turun minum, ketika mereka memohon-mohon kepada Van Gaal supaya timnya lebih "attack, attack, attack!"

"Lagu" sesi kedua didendangkan setelah akhir pertandingan. Segala cibiran, teriakan "huu..." dikumandangkan penonton tuan rumah buat Van Gaal dan seisi timnya.

Bagaimana mereka tidak sebal kalau sepanjang 90 menit tim besar yang mereka dukung hanya membuat satu shot on target! Sudah begitu, kalah pula: 0-1.





Van Gaal memang sudah menerima setiap cibiran itu, dan menganggapnya sesuatu yang layak dilakukan suporter. Tapi fans pasti tidak akan menganggapnya sebagai sebuah sikap yang gentle, selama tidak ada perubahan di pertandingan-pertandingan berikutnya.

Hanya menang satu kali dalam lima partai kandang terakhir, dan tidak mencetak sebiji gol pun dari tiga laga di antaranya.

Kala babak pertama melawan Southampton tak tercipta gol, itu berarti MU telah melewati 8 jam 26 menit tanpa menghasilkan gol di babak pertama sepanjang lakon mereka di Old Trafford di musim ini.

Tengok pula produktivitas gol mereka hingga pekan ke-23 – hanya 28. Mereka hanya lebih baik daripada tim-tim medioker ini: Bournemouth (27), Newcastle United (25), Watford (24), Crytal Palace (24), Stoke City (24), West Bromwich Albion (22), Swansea (20), dan Aston Villa (18).

Pertanyaaan apakah MU masih akan plin-plan akan bisa terjawab paling tidak untuk empat pertandingan ke depan di bulan Februari, yakni melawan Stoke (3/2), Chelsea (7/2), Sunderland (13/2) dan Arsenal (28/2).

Bagaimana, Meneer?




Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com